Begini Cara Tepat Gunakan Sosial Media Untuk Riset Pasar

Hampir semua marketer selalu pingin punya satu kekuatan, yaitu buat membaca pikiran. Mungkin, daripada bisa terbang, kebal peluru, atau bisa lari kenceng, membaca pikiran adalah salah satu kemampuan super yang lebih diidamkan oleh seorang marketer. Buat apa? Ya terang aja buat mengetahui apa yang disukai orang-orang sebagai upaya meriset pasar.

Mengetahui dengan tepat apa yang diinginkan oleh orang-orang adalah impian seorang marketer. Karena pada akhirnya, memahami preferensi dan kebutuhan audiens adalah kunci kesuksesan bisnis. Memiliki informasi yang akurat dan berwawasan memberi Anda kesempatan untuk memberikan produk terbaik, menulis pesan terbaik, serta membangun keterlibatan dan loyalitas pelanggan.

Bisakah kamu memakai sosial media untuk mengobservasi apa yang lagi disukai pasar dan bagaimana caranya? Berikut adalah cara tepat dalam menjalankan social media market research:

====================================================

Apakah social media market research itu?

Social media market research bisa diartikan sebagai mengumpulkan data dan wawasan tentang audiens target kamu melalui platform media sosial. Informasi ini dapat membantu bisnis dalam memahami demografi audiens secara keseluruhan dan identitas brand.

Riset pasar media sosial dapat memberikan wawasan secara real-time dengan kecepatan dan akurasi yang tinggi. Kamu dapat menarik laporan analitik dan mendapatkan informasi tentang apa yang sedang terjadi saat ini.

Selain itu, riset pasar media sosial jauh lebih terjangkau daripada cara tradisional seperti survei lapangan, dan juga menawarkan potensi untuk mempelajari perilaku dari jumlah pengguna yang sangat besar: bayangkan mencoba mengumpulkan semua 4,76 miliar pengguna media sosial dalam satu ruangan untuk membicarakan kampanye iklan terbaru kamu, pasti bakal jadi sebuah mission impossible.

Namun, dengan riset pasar memakai sosial media, kamu bisa memantau prefensi miliaran pengguna sosial media tanpa harus menemui mereka.

Beberapa cara terbaik memaksimalkan sosmed untuk riset pasar

Mencari fakta mengapa audiens menyukai produkmu:

Jika audiens ataupun konsumen kamu berkumpul di media sosial, sangat besar kemungkinan kalau mereka pasti menuliskan hal yang baik dan buruk mengenai brand-mu di sana. Selalu pantau ketika mereka me-mention brand atau produkmu dan catatlah feedback positif ataupun yang negatif.

Perhatikan pengguna yang menandai kamu dalam postingan serta story dan jangan lupa periksa juga pesan langsungmu (DM) untuk mencari adanya pesan dari audiens yang hendak menyampaikan sesuatu.

Memantau akun-akun sosial media brand-mu secara rutin dan penuh waspada harus menjadi tindakan utama, agar kamu terus terhubung dengan para audiens/konsumen.

Dengan cara ini, kamu bisa merancang strategi untuk memasarkan produk terbaru nanti berdasarkan hasil pantauan dan riset yang kamu lakukan.

Mencari fakta mengapa audiens tidak menyukai produkmu:

Bicara soal perilaku orang-orang di sosial media, kamu pasti akan menemukan pro dan kontra akan sebuah hal. Argumen ini bukan tidak mungkin juga ada yang menyinggung soal brand yang lagi kamu pegang.

Saat kamu melihat/mendengarkan apa yang audiens/konsumen kamu sukai tentang produkmu kadang-kadang kamu juga mungkin mendapatkan beberapa keluhan dari orang-orang yang tidak begitu antusias. Keluhan negatif ini juga bisa membantu.

Lepaskan perasaan sebel atau kesel melihat keluhan mereka tersebut dan ingatlah bahwa mendengar kritik secara langsung adalah sebuah kesempatan untuk memperbaiki kekurangan. Keluhan atau kritik yang jujur adalah sebuah hal yang bisa memperbaiki kinerja serta kualitas sebuah produk, jika ditelaah secara objektif.

Netflix, misalnya, mereka sering diomongin sama netizen yang sebel karena layanan mereka kurang memuaskan. Bahkan, ada yang secara terang-terangan mau pindah ke streaming platform lain saja yang menurutnya jauh lebih baik pelayanannya.

Mereka mendengar kritik ini dan mengamatinya. Akhirnya, Netlfix juga terus memperbaiki kualitas pelayanannya secara bertahap, demi mempertahankan audiens yang menjadi pemasukan utama mereka. Brand yang baik adalah yang tidak anti-kritik.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Share This Post

More To Explore