Bikin Konten Jangan Ikut Algoritma Platform

Youtube di tahun 2012, dengan di tahun 2023 tentu berbeda. Salah satu yang membedakan adalah dari segi algoritmanya. Itu mempengaruhi konten apa yang disajikan di Youtube, hingga mempengaruhi preferensi audiens.

Seperti misalnya konten memasak yang bersifat tutorial, atau bersifat prank, hingga podcast. Itu semua mempengaruhi bagaimana preferensi kita dari konten yang tersaji.

Termasuk hal yang sama juga terjadi pada Tiktok. Dahulu 2020, Tiktok dikenal sebagai aplikasi isinya video joget-joget. Kini kental dikenal sebagai aplikasi untuk sarana marketing sebuah brand.

Intermezzo tadi memang belum masuk ke intinya, tapi sudah cukup menggambarkan betapa powerfullnya algoritma. Algoritma itu dasarnya adalah keinginan dari perusahaan, apakah memaksimalkan cuan, menambah basis pengguna, berinteraksi, dan lainnya.

Dan faktanya, algoritma itu adalah rahasia perusahaan. Biasanya hanya dikasih clue-nya saja apa yang menjadi prioritas utama algoritma mereka. Contoh sekitar di tahun 2018an, Youtube mulai memprioritaskan watch time sebagai metrics utama mereka, alih-alih views seperti sebelumnya.

Sehingga jika berbicara algoritma, tidak akan ada habisnya. Karena yang namanya algoritma platform sosial media itu sifatnya dinamis sekali. Maka dari itu, saya sarankan untuk fokus pada audiens konten Anda saja. Apa saja aspek-aspek audiens yang perlu diperhatikan?

1. Perilaku Audiens

Pada perilaku audiens ini contohnya Anda bisa memperhatikan bagaimana mereka berkomentar, bagaimana mereka menanggapi suatu konten di sosial media, kapan mereka aktif pada jam tertentu, emosi mereka umumnya seperti apa, dan lainnya.

2. Umur Audiens

Selain itu Anda juga bisa memperhatikan umur audiens Anda itu dari range berapa tahun sampai berapa tahun. Contohnya dari umur 17 tahun sampai 25 tahun. Itu akan mempengaruhi bagaimana Anda menyampaikan konten. Lebih asyik, fun, seru, dan menyenangkan. Atau justru kaku seperti kanebo kering. Selain itu juga akan mempengaruhi topik-topik mana saja yang bisa Anda angkat.

3. Motivasi Audiens

Mengetahui motivasi audiens itu sangat penting. Apa yang membuat mereka tergerak untuk melakukan sesuatu. Hal itu akan menjadi penggerak utama agar audiens mau untuk menggunakan solusi dari bisnis yang Anda tawarkan atau konten yang Anda suguhkan.

4. Ketertarikan Audiens

Selain itu audiens juga perlu Anda amati dari aspek ketertarikannya. Contoh ketertarikan/interest dari audiens, mereka suka mobil, skincare, hingga hewan. Dari sana Anda bisa buat persona audiens berdasarkan interest yang mereka senangi atau tertarik.

5. Trigger Audiens

Anda juga perlu untuk memunculkan atau bahkan memancing mereka dengan trigger yang mereka miliki. Akan tetapi sebelum Anda memunculkan trigger pada audiens Anda, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu, apa yang membuat audiens Anda itu ter-trigger. Dengan mengetahui pemicunya, itu akan menjadi leverage dari konten dan produk/layanan dari bisnis Anda nantinya.

Ketika kita bisa mengerti audiens, maka potensi untuk menarik perhatiannya sangat besar. Ketika kita dapat perhatian dari audiens, maka itulah yang disenangi algoritma. Karena zaman sekarang, “attention” itu mahal.

Lalu cara menerapkan fokus pada audiens bagaimana? Mudah saja, buat segala sesuatu berdasarkan perilaku, motivasi, hingga pain point audiens. Dari situ Anda bisa A/B testing, menentukan mana yang punya performa bagus, Anda bisa eksploitasi di sana.

Namun apabila Anda masih kesulitan dalam membuat konten yang sesuai dengan audiens, kami siap membantu. Kami bisa membantu Anda dalam pembuatan strategi dan eksekusi sosial media bisnis Anda. Baik itu hanya strateignya saja, ataupun keduanya. Langsung hubungi kontak Whatsapp kami ya untuk informasi lebih lanjut.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Share This Post

More To Explore