Tahun 2023 merupakan era Shoppertainment. Istilah ini muncul dari TikTok dan BCG (Boston Consulting Group). Lalu apa sebenarnya era Shoppertainment dan bagaimana cara menghadapinya?
“Shoppertainment” mengandung dua kata yaitu ada Shopper dan juga Tainment. Shopper merujuk pada unsur komersial atau jualan. Sedangkan Tainment merujuk pada unsur konten yang bersifat entertainment alias menghibur.
Jika sebelumnya 2 aspek ini terpisah, sekarang keduanya menjelma menjadi satu. Berikut adalah cara menghadapi era Shoppertainment:
1. Sampaikan cerita dan edukasi
Anda bisa bikin konten storytelling yang ‘genuine’ dan memberikan value berupa edukasi. Selain itu, daripada hanya berbicara mengenai produk, Anda bisa bercerita mengenai brand Anda.
Selalu pancing audiens Anda untuk lebih interaktif misalnya dengan komedi atau sesuatu yang berbeda. Hal ini akan jauh lebih potensial.
2. Selalu fokus untuk “Video-First”
Usahakan Anda mengutamakan video untuk konten yang dibuat. Dalam hal ini, format short-video yang memang sedang ramai dipakai.
Selalu jaga attention audiens Anda dan manfaatkan influencer (terutama di Tiktok) untuk melipatgandakan pesan Anda agar lebih bisa diterima oleh banyak orang (yang relevan).
3. Jangan paksa audiens untuk ambil keputusan
Siapa sih yang suka dipaksa? Begitu juga audiens, jangan paksa mereka untuk mengambil keputusan. Dalam hal ini, biasanya keputusan yang dimaksud berupa aksi untuk membeli produk atau barang dari brand Anda.
Daripada demikian, lebih baik Anda membuat mereka merasakan “feeling” dari konten, atau bisa juga buat mereka merasa bernostalgia dengan konten Anda, hingga buat konten interaktif yang lebih personal. Itu akan jauh lebih powerful.
4. Jadilah otentik
Menjadi otentik memang harus serius, tidak bisa setengah-setengah saja. “Oh iya mending niru si A, atau niru si B”. Lebih baik tidak demikian. Di era Shoppertainment, brand Anda harus benar-benar otentik.
Dalam hal ini, Anda juga perlu membangun komunitas yang interaktif, bangun percakapan yang natural, bangun reviews yang kredibel, hingga brand Anda bisa menginspirasi komunitas Anda. Hal ini akan membuat value Anda meningkat.
5. Ciptakan tren sendiri
Meski sedikit susah karena ketika menciptakan tren, sekilas kita berpikir, ‘Wah viral satu Indonesia nih”. Padahal tren memiliki skalanya masing-masing. Sesederhana Anda membuat tren untuk skala komunitas Anda atau bisa juga skala di industri saja. Itu sudah cukup.
Hal ini akan membantu Anda membangun budaya yang sesuai dengan brand Anda. Karena pada umumnya, tren mempengaruhi budaya.